Thursday, February 16, 2012

Mobil Murah & Ramah Lingkungan Dapat Insentif Pajak

Program mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost and green car akan segera berjalan. Mobil murah dan ramah lingkungan itu bakal mendapat fasilitas insentif pajak. Mobil yang akan dipatok US$ 10.000 atau kurang lebih Rp 85-90 juta ini rencananya akan digarap oleh Daihatsu.

Plt Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan pemerintah sedang menggodok pemberian insentif untuk program mobil ini.

"Pemberian insentif itu sudah masuk ke kajian kita, dan kita pikir nanti menurut kita ada format yang lebih baik gitu ya untuk memberikan insentif kepada mobil murah dan ramah lingkungan," ujarnya ketika ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, kemarin.

Dengan adanya insentif tersebut, Bambang menyatakan harga mobil tersebut akan lebih murah. Memang hal ini akan berdampak banyaknya mobil yang beredar di Indonesia. "Ya biar lebih murah, itu saja intinya," ujarnya.

Hanya saja, Bambang menyatakan mobil murah tersebut harus dijaga agar tetap ramah lingkungan. "Ya tapi kan ada syaratnya, selain murah, ramah lingkungan dan irit. Bensinnya ya nanti pakai yang gas atau pakai yang bensin non subsidi," jelasnya.

Bambang menyatakan aturan mengenai insentif untuk mobil murah ini bisa diselesaikan pada triwulan pertama tahun ini. "Ya pokoknya nanti deh, tunggu hasilnya secepatnya. Kita usahakan pokoknya paling lambat triwulan pertama tahun ini," tandasnya.

Seperti diketahui program mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car) merupakan program kementerian perindustrian. Kabarnya mobil ini akan meluncur tahun depan bekerjasama dengan Daihatsu sebagai prinsipal. Komponen dan desain dari mobil yang kabarnya memiliki kapasitas 1200 cc ini dibuat oleh orang Indonesia.

Kementerian perindustrian juga punya program mobil untuk masyarakat pedesaan yang dibandrol di bawah Rp 50 juta dengan kapasitas 700 cc. Merek mobil GEA besuan PT INKA menjadi penyuplai program mobil ini yang ditargetkan tahun 2014 sudah bisa diproduksi massal.

Pemerintah Sediakan 14% Converter Kit BBG dari Total Kebutuhan

Sementara itu, untuk program konversi mobil dari BBM ke BBG, pemerintah hanya menyediakan converter kit sebanyak 44.000 yang anggarannya dari APBN atau sekitar 14,6% dari kebutuhan awal 300.000 unit. Sementara untuk kelebihannya yaitu sekitar 250.000 converter kit lainnya akan disediakan pihak swasta.

"Converter kit itu Rp 12 juta, ada 300 ribu, tapi itu bukan pemerintah saja, swasta juga, pemerintah hanya menyediakan 44 ribu, swasta beli sendiri," kata Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (17/1/2012).

Widjajono menyatakan converter kit yang dibeli pemerintah tersebut ditujukan untuk angkutan umum, sedangkan yang lainnya untuk kendaraan pribadi. Alat yang disediakan oleh pemerintah akan diberikan secara gratis oleh pemerintah.

"Itu termasuk impor converter kit yang untuk kendaraan umum, kalau kendaraan pribadi masa dibeli pemerintah baru dibeli lagi, 250 ribu itu swasta," jelasnya.

Namun, jika masyarakat merasa keberatan dengan harga converter kit, maka pemerintah tengah menyiapkan rencana untuk keringanan pengadaannya. "Bisa dikasih keringanan, tapi kok kalau beli converter kit protes ya, ya kalau protes pakai Pertamax saja, orang Indonesia banyak yang protes," tegasnya.

Diperkirakan total kebutuhan converter kit program konversi bahan bakar dari BBM ke BBG mencapai 2,5 juta unit. Untuk tahap awal akan disiapkan 300.000 unit converter kit.

No comments:

Post a Comment